Koperasi Sebagai Kunci Kesejahteraan Petani Sawit di Kalimantan Timur

Oleh
mediatani.id
Diposting
Jumat, 13 Des 24
Bagikan
Disbun Kaltim kala sosialisasi dengan petani sawit belum lama ini.

PASER – Dinas Perkebunan Kalimantan Timur terus berupaya mendorong petani sawit untuk bergabung dalam koperasi. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi tawar petani dalam menentukan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) serta meningkatkan kesejahteraan mereka.

Inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani. Fokus utama dari program ini adalah membangun kelembagaan ekonomi petani berbadan hukum, seperti koperasi, di mana mayoritas sahamnya dimiliki oleh petani itu sendiri. Langkah ini dianggap strategis untuk memperkuat posisi tawar petani di tengah dinamika sektor perkebunan.

“Pendampingan kelembagaan ini penting untuk menciptakan kemandirian dan memperkuat posisi tawar petani dalam ekosistem agribisnis,” ujar Asmirilda, Plt Kepala Bidang Pengembangan Komoditi, pada kegiatan Pengembangan Kawasan Perkebunan Berbasis Korporasi Petani yang digelar di Balai Desa Modang, Kecamatan Kuaro, pada 5 Desember 2024 lalu.

Di wilayah Kuaro, terdapat tujuh Koperasi Unit Desa (KUD), di antaranya KUD Rangan Jaya di Desa Padang Jaya dan KUD Jaya Mukti di Desa Modang. Sementara itu, di Long Ikis, KUD Sumber Rejeki di Desa Krayan Makmur serta KUD Tani Makmur di Desa Kayungo Sari juga turut berperan aktif dalam pengelolaan perkebunan sawit berbasis koperasi.

Para petani di kawasan ini sepakat untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan membangun kemitraan strategis guna memperbaiki harga TBS. Koperasi Induk Paser Jaya Bersama, yang telah berdiri sejak 2020, kini menjadi penghubung utama bagi 20 koperasi primer di Kabupaten Paser.

Dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten juga terus digalakkan melalui pembinaan kelembagaan, pemasaran hasil perkebunan, serta penguatan kemitraan antar petani dan pihak terkait.

Dinas Perkebunan Kalimantan Timur optimis bahwa pendekatan berbasis koperasi ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat keberlanjutan sektor perkebunan di Kalimantan Timur.

“Dengan kelembagaan yang kuat, petani tidak hanya menjadi penghasil, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok agribisnis,” jelas Asmirilda.(*)

Berita Terkait