Mediatani.id, Tanjung Redeb- 30 Juli 2025, Di tengah gempuran ekonomi global dan naik-turunnya harga komoditas, geliat ekonomi rakyat di Kabupaten Berau justru menemukan harapan baru dari tempat yang sederhana: dapur rumah, kios kecil, dan warung kopi kampung. UMKM lokal, dengan segala keterbatasannya, kini menjadi poros harapan ekonomi baru yang tumbuh perlahan namun pasti.
Program pembiayaan melalui BIMA ETAM dan dukungan dari pemerintah daerah, menjadi pintu masuk bagi banyak pelaku usaha kecil yang sebelumnya tak tersentuh sistem keuangan formal. Sebanyak 149 pelaku UMKM di Berau, dari penjaja keripik rumahan hingga perajin rotan kampung, menerima total bantuan pinjaman hingga Rp 11,4 miliar. Namun uang hanyalah bagian kecil dari perjuangan panjang mereka.
“Saya tidak hanya ingin menjual makanan, tapi ingin produk kampung saya dikenal orang luar,” ujar Nur Asria, pemilik usaha sambal ikan sepat dari Kampung Pegat Bukur. Berkat pelatihan desain kemasan yang digelar Diskoperindag dan DPPKUKM Provinsi, produknya kini tampil lebih percaya diri di rak toko oleh-oleh.
Tidak hanya soal modal dan kemasan, langkah berikutnya adalah keberanian memasuki pasar digital. Banyak UMKM Berau kini beralih ke pemasaran daring lewat media sosial dan marketplace lokal. Pemkab Berau juga terus mendorong agar produk UMKM bisa masuk ke e-katalog dan toko modern, namun tantangannya tidak kecil.
“Kita butuh perubahan pola pikir. Produk rumahan tidak cukup hanya enak, tapi juga harus aman, bersertifikat, dan punya identitas yang kuat,” kata Eva Yunita, Kepala Diskoperindag Berau.
Pemerintah daerah kini menyusun skema khusus untuk mendampingi UMKM agar naik kelas—dari skala rumahan menuju skala industri kecil. Mulai dari legalitas OSS, sertifikasi halal, hingga hak kekayaan intelektual (HAKI), semua menjadi prioritas dalam roadmap UMKM 2025–2026.
Walau Expo UMKM tahun ini digelar dengan anggaran terbatas, semangat para pelaku usaha tidak surut. “Kami tidak hanya butuh panggung, tapi juga keberpihakan nyata. Biar kami bisa terus produksi, bukan hanya pamer,” ujar Dedi, pengusaha kopi bubuk di Gunung Tabur.
Dari balik kesederhanaan, UMKM Berau diam-diam tengah merajut peta jalan ekonomi baru. Mereka bukan sekadar pencari untung, tapi penjaga identitas lokal dan tulang punggung ekonomi masa depan.