Mediatani.id, Berau- Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, memprediksi bahwa produksi kakao mengalami penurunan sebesar 40 persen di tahun ini akibat musibah banjir yang terjadi pada April 2025.
Banjir bisa berdampak cukup serius terhadap produksi kakao, baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap rantai pasoknya.
Tanaman kakao sensitif terhadap genangan air, akar yang tergenang terlalu lama menyebabkan suplai oksigen terputus dan akar akan membusuk. Air berlebih juga menyebabkan stress pada tanaman yang membuat daun gugur dan kemampuan fotosintesis yang tidak optimal.
Juga kelembapan tinggi juga mempercepat penyebaran jamur, batang dan akar yang rusak menjadi pintu masuk bagi patogen. Sedangkan, buah yang terendam biasanya busuk dan berjamur, kualitas biji yang menurun akibat fermentasi yang terganggu dan kontaminasi hingga tidak layak jual.
Kepala Disbun Berau, Lita Handini mengakui bahwa sejumlah perkebunan kakao di Berau, terdampak banjir dan mengalami penurunan produktivitas yang cukup signifikan.
“Jadi memang diprediksi ada penurunan produksi kakao di tahun 2025 ini sebesar 40 persen akibat banjir. Misalnya seperti produksi Kakao di Kelay yang sangat drastis penurunannya,” kata Lita pada Selasa, (12/8/2025).
Pasalnya pemulihan tanaman memerlukan waktu berbulan-bulan hingga tahun, tergantung tingkat kerusakan.
Selain itu, dia juga menyebut bahwa terdapat 500 hektare lebih lahan kakao yang rusak. Luasan itu terbagi di semua kampung yang terdampak banjir.