Berau – Ketua Pemuda Tani Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Akbar Patompo, menyatakan dukungannya terhadap seruan Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit sebagai langkah menuju swasembada energi.
Akbar menegaskan pentingnya peran kelapa sawit sebagai komoditas unggulan yang mampu mendukung swasembada energi, khususnya melalui pengembangan biodiesel sebagai energi terbarukan.
Menurut Akbar, isu deforestasi yang kerap menjadi sorotan global sebagian besar merupakan kampanye negatif dari pihak asing yang tidak senang dengan keunggulan komoditas Indonesia.
“Kelapa sawit adalah salah satu komoditas strategis yang berkontribusi besar pada perekonomian Kalimantan dan Indonesia,” ucap Akbar pada Selasa (31/12/2024).
“Selain menghasilkan minyak nabati untuk berbagai industri, produk turunannya juga menjadi sumber energi terbarukan,” sambungnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 16,83 juta hektare, dengan 42,29% dikelola oleh petani rakyat. Ini membuktikan bahwa perkebunan sawit memberikan peluang besar bagi masyarakat menengah ke bawah, baik dalam pengelolaan lahan maupun penciptaan lapangan kerja di sektor pendukungnya, seperti pupuk, pestisida, dan alat transportasi.
Akbar juga menyambut baik visi Presiden Prabowo untuk meningkatkan kepemilikan perkebunan sawit rakyat menjadi 60%. Saat ini, perkebunan rakyat baru menguasai sekitar 42%, jauh di bawah dominasi perusahaan swasta besar.
“Jika rakyat mampu menguasai mayoritas, kita bisa menjadi pemilik bahan baku energi terbarukan yang lebih berdaya,” jelasnya.
Sebagai Ketua di Wilayah Kaltim, Akbar optimis dengan kepemimpinan Prabowo Subianto. Pihaknya pun sudah lama menantikan pemimpin yang memahami kondisi petani.
“Dengan swasembada energi terbarukan, bukan hanya harga yang lebih stabil, tetapi juga kemandirian ekonomi bagi rakyat akan terwujud,” bebernya.
Organisasi Pemuda Tani Indonesia besutan Bapak G. Budisatrio Djiwandono diharapkan mampu menjadi wadah baru di masyarakat yang fokus pada sektor pertanian dan perkebunan.
“Maka kami harapkan organisasi ini pun menjadi wadah bagi para petani/pekebun milenial yang bisa menjadi penggerak kaum milenial dalam percepatan swasembada pangan dan energi,” tutupnya.