Meningkatkan Ketahanan Pangan Berau melalui Pemanfaatan Pangan Lokal

Oleh
mediatani.id
Diposting
Senin, 3 Mar 25
Bagikan
Pasar murah pangan lokal yang dilaksanakan Dinas Pangan Berau.

BERAU – Dinas Pangan Kabupaten Berau terus menggalakkan program diversifikasi pangan sebagai strategi utama dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras sebagai makanan pokok dan mendorong pemanfaatan sumber pangan lokal yang lebih bervariasi dan bergizi seimbang.

Ketergantungan Beras dan Potensi Pangan Lokal

Kepala Dinas Pangan Berau, Rakhmadi Pasarakan, menegaskan bahwa ketergantungan terhadap beras masih tinggi, padahal daerah ini memiliki banyak potensi sumber pangan alternatif.

“Kami terus mendorong masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal seperti umbi-umbian, jagung, sagu, dan sorgum yang kaya nutrisi. Diversifikasi pangan ini sangat penting untuk ketahanan pangan jangka panjang dan kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Kampanye Edukasi dan Pelatihan Olahan Pangan Lokal

Sebagai langkah konkret, Dinas Pangan Berau gencar mengadakan kampanye edukasi Menu Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) di berbagai kecamatan guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan beragam.

“Kami bekerja sama dengan sekolah, kelompok wanita tani, dan posyandu untuk mengenalkan pola konsumsi yang lebih bervariasi dan sehat,” tambah Rakhmadi.

Selain itu, pelatihan pengolahan pangan lokal juga digelar untuk mengajarkan masyarakat cara mengolah bahan pangan non-beras menjadi produk yang bernilai jual tinggi. Misalnya, umbi-umbian diolah menjadi tepung sebagai bahan dasar kue dan makanan ringan sehat.

Dukung Pekarangan Pangan Lestari (P2L)

Untuk semakin memperkuat ketahanan pangan rumah tangga, Dinas Pangan Berau menjalankan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) atau Lapau Pangan Lestari, yang mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan lainnya.

“Kami memberikan bibit dan pendampingan teknis kepada kelompok masyarakat agar mereka dapat menanam sendiri kebutuhan pangannya. Dengan demikian, ketahanan pangan rumah tangga bisa lebih terjamin,” ujar Rakhmadi.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski upaya diversifikasi pangan terus diperkuat, tantangan masih dihadapi, seperti minat masyarakat yang masih rendah dalam mengadopsi pola makan B2SA serta keterbatasan akses pasar bagi produk pangan lokal.

Untuk itu, Dinas Pangan Berau berkomitmen terus menggalakkan sosialisasi melalui program Lapau Pangan serta menggandeng berbagai pihak guna mempercepat perubahan pola konsumsi masyarakat.

“Kami berharap semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya konsumsi pangan beragam dan bernutrisi tinggi. Dengan begitu, ketahanan pangan daerah semakin kuat dan kesejahteraan petani pun meningkat,” pungkasnya.(*)

Berita Terkait