Mendag Zulkifli Hasan: Kopi Masih Jadi Komoditas Unggulan Ekspor Indonesia

Oleh
mediatani.id
Diposting
Jumat, 18 Okt 24
Bagikan
Aktivitas pekebun kopi

JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa kopi tetap menjadi komoditas unggulan dan prioritas ekspor Indonesia.

“Kopi merupakan salah satu prioritas, dan hilirisasi juga sangat penting,” ujar Zulkifli pada peluncuran “Indonesia Origin Selection: A Celebration of the Unique Coffee Traditions & Farmers Behind Your Favorite Nespresso Coffee” di Jakarta, belum lama ini.

Zulkifli menyatakan bahwa tren produksi kopi menunjukkan peningkatan yang signifikan antara tahun 2019 hingga 2023. Keberhasilan kopi dapat dijadikan contoh pengembangan hasil pertanian yang terencana sesuai potensi daerah masing-masing.

“Pengembangan hasil pertanian harus disesuaikan dengan potensi daerah, tidak hanya untuk kopi, tetapi juga untuk rempah-rempah, coklat, kelapa, dan lain-lain,” ungkapnya.

Dari sisi perdagangan global, Indonesia memiliki jaringan ekspor kopi yang luas. Negara-negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia meliputi Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.

Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan pasar global, baik melalui ekspor biji kopi mentah (green bean) maupun biji kopi yang telah disangrai (roasted bean).

Pasar kopi global sangat kompetitif, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai perdagangan kopi Indonesia. Zulkifli mencatat bahwa penikmat kopi global terus berkembang, dengan permintaan yang tinggi untuk kopi berkualitas.

Hal ini terlihat dari tren impor kopi dunia yang tumbuh 12 persen dalam lima tahun terakhir (2019-2023).

Zulkifli juga mengapresiasi PT Nestle Indonesia yang meluncurkan produk kopi kapsul Nespresso dengan tema Indonesia Origin Selection.

“Peluncuran produk ini diharapkan dapat meningkatkan momentum ekspor kopi Indonesia,” ujarnya.

Namun, Zulkifli juga mengakui bahwa terdapat banyak tantangan dalam memenuhi permintaan kopi, terutama untuk jenis spesialti dan premium yang berkelanjutan.

Konsumen, baik lokal maupun internasional, semakin kritis terhadap asal usul kopi dan praktik berkelanjutan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk mendukung ekspor kopi dan produk turunannya. Berbagai upaya dilakukan untuk membuka akses pasar luar negeri melalui kesepakatan dagang, serta menjalin hubungan dagang dengan negara mitra melalui skema seperti Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).

“Upaya ini merupakan ‘toll way’ bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang,” jelas Zulkifli.

Selain itu, Kemendag juga memberikan fasilitas pendampingan kepada eksportir untuk mendapatkan sertifikasi ekspor dan menyusun rencana ekspor, guna mendukung kelancaran ekspor kopi.(*)

Berita Terkait