Mini Ranch Berau Jadi Model Peternakan Masa Depan Berbasis Sawit dan Kemandirian Pangan

Oleh
mediatani.id
Diposting
Rabu, 6 Agu 25
Bagikan

Mediatani.id, Berau- 6 Agustus 2025, Kabupaten Berau terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor peternakan sebagai pilar ketahanan pangan dan ekonomi daerah. Melalui pendekatan terintegrasi yang menggabungkan inovasi teknologi, pemberdayaan peternak lokal, dan kolaborasi antarwilayah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Berau mulai menggeser paradigma pembangunan peternakan dari sekadar produksi menuju sistem yang berkelanjutan.

Salah satu terobosan strategis yang menjadi sorotan adalah pengembangan Mini Ranch, yakni integrasi antara peternakan sapi dengan lahan perkebunan kelapa sawit. Dalam sistem ini, limbah sawit diolah sebagai pakan hijauan ternak (HPT), sehingga menekan biaya produksi sekaligus menciptakan ekosistem pertanian-peternakan yang efisien. Program ini telah diterapkan di beberapa kampung seperti Tunggal Bumi dan Campur Sari, dan menunjukkan hasil yang menjanjikan sejak peluncuran awal tahun 2022.

Tak hanya berhenti pada efisiensi produksi, DTPHP juga menekankan pentingnya pengawasan kualitas pakan dan kesehatan hewan secara menyeluruh. Hal ini diperkuat dengan rutinitas monitoring lapangan yang dilakukan langsung oleh tim teknis, memastikan bahwa standar kesehatan dan produktivitas hewan tetap terjaga.

“Peternakan hari ini tidak cukup hanya besar jumlahnya. Kita perlu membangun sistem yang sehat, produktif, dan ramah lingkungan. Karena itu, Mini Ranch bukan sekadar kandang, tapi ekosistem baru,” ujar Kadis DTPHP Berau, dalam kunjungan lapangan awal Agustus.

Selain fokus internal, Berau juga membuka ruang kolaborasi lintas daerah. Salah satunya dengan menjajaki kemitraan peternakan dengan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, yang dikenal sukses dengan sistem padang penggembalaan sapi alami. Wabup Berau, Gamalis, bahkan telah meninjau langsung Savana Doro Ncanga dan menyatakan komitmennya untuk membawa praktik baik tersebut ke Berau.

“Dompu memberi kita inspirasi bahwa peternakan alami bisa berjalan berdampingan dengan kearifan lokal dan tetap produktif. Kami ingin bawa semangat itu ke Berau, agar peternakan kita punya napas panjang,” ucap Gamalis.

Namun di tengah perkembangan positif, tantangan masih ada. Masuknya hewan ternak tanpa dokumen resmi dari luar daerah sempat menjadi sorotan. DTPHP pun bersikap tegas dan mendesak penegakan hukum demi mencegah penyebaran penyakit hewan. Mereka juga terus mengimbau masyarakat agar membeli hewan ternak dari sumber-sumber resmi dan bersertifikasi.

Dari sisi pembiayaan, peternak lokal kini mulai diarahkan untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Ternak Sejahtera. Edukasi dan pendampingan terus diberikan agar pelaku usaha peternakan tidak hanya mampu memproduksi, tapi juga mengelola usahanya dengan cara yang profesional.

Dengan langkah-langkah tersebut, Kabupaten Berau perlahan menata peternakan bukan sebagai sektor pinggiran, tapi sebagai tulang punggung kedaulatan pangan daerah.

Berita Terkait