Bangkit Lewat Kakao: Berau Siapkan Lompatan Baru dalam Ekonomi Perdesaan

Oleh
mediatani.id
Diposting
Selasa, 5 Agu 25
Bagikan

Mediatani.id, Berau- 5 Agustus 2025, Harapan baru tengah tumbuh di lahan-lahan perkebunan rakyat Kabupaten Berau. Setelah bertahun-tahun tertinggal dari komoditas utama lainnya, kini tanaman kakao mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan pelaku usaha.

Bukan sekadar menjadi bahan mentah ekspor, kakao Berau disiapkan menjadi kekuatan ekonomi baru yang mampu menciptakan nilai tambah hingga ke tingkat kampung.

Langkah awal ditandai dengan rencana pembangunan rumah produksi kakao di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay. Rumah produksi ini dirancang bukan hanya sebagai tempat pengolahan biji menjadi produk turunan seperti coklat batangan dan bubuk, tetapi juga menjadi pusat edukasi bagi petani dan generasi muda.

“Kami ingin ada lompatan, bukan sekadar perbaikan bertahap. Kakao harus bisa menjadi ikon ekonomi kreatif Berau,” ujar Kepala Dinas Perkebunan Berau, Supriyanto.

Sementara itu, kerja sama antara PT Berau Coal dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) terus berlanjut melalui pendampingan teknis kepada para petani di wilayah perhutanan sosial. Para petani diberikan pelatihan dalam teknik fermentasi yang tepat, penggunaan varietas unggul, serta praktek pertanian ramah lingkungan. Bahkan, beberapa kelompok tani kini mulai membangun branding sendiri, dengan memasarkan produk kakao fermentasi berlabel lokal.

Program “Sekolah Lapang Kakao” yang diluncurkan beberapa bulan lalu juga membuahkan hasil. Dengan melibatkan BMKG, petani dilatih memahami pola cuaca dan menyesuaikan waktu tanam, pemangkasan, dan panen agar hasil maksimal. “Dulu kami tanam kakao tanpa tahu cara rawatnya. Sekarang, tiap pohon kami perlakukan seperti aset berharga,” tutur Yulius, petani dari Kampung Suaran.

Lebih dari itu, Pemkab Berau juga tengah menjajaki kerja sama hilirisasi dengan pelaku UMKM berbasis pangan. Tujuannya, menjadikan cokelat khas Berau tidak hanya tampil dalam pameran, tetapi juga masuk ke pasar ritel modern hingga ekspor. “Cokelat Berau bukan hanya lezat, tapi juga mengangkat identitas lokal dan kelestarian hutan,” tambah Supriyanto.

Kebangkitan kakao di Berau bukan sekadar soal produksi, melainkan soal martabat. Di tengah tantangan perubahan iklim dan tekanan ekonomi global, komoditas ini memberi ruang bagi petani untuk berdiri tegak. Dengan semangat kolaborasi, bukan tidak mungkin Berau akan dikenal dunia sebagai penghasil cokelat unggulan dari jantung Kalimantan Timur.

Berita Terkait