Mediatani.id- (26/7/25) Di berbagai pelosok Indonesia, para petani kini tidak hanya menjadi penopang pangan nasional, tetapi juga contoh nyata bahwa kerja keras dan inovasi mampu membuka peluang baru.
Di Purbalingga, Jawa Tengah, sekelompok petani lada yang dipimpin oleh Yogi Dwi Sungkowo berhasil menunjukkan bahwa produk desa bisa menembus pasar internasional.
Dengan memanfaatkan pelatihan budidaya modern dan fasilitas pascapanen yang sebelumnya jarang disentuh petani, kelompok ini kini rutin mengirim lada hitam dan putih berkualitas ke Eropa. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa petani lokal mampu bersaing bila diberi akses dan pengetahuan yang tepat.
Cerita serupa datang dari Sulawesi Tengah. Andi Katarina, seorang petani perempuan, awalnya hanya menanam jagung untuk kebutuhan keluarga.
Namun setelah mengikuti sekolah lapang yang digagas lembaga kemanusiaan, hasil panennya melonjak drastis. Dari sebelumnya hanya ratusan kilogram, kini setiap musim ia mampu memanen lebih dari satu ton jagung. Peningkatan pendapatan membuatnya bisa membuka usaha kecil di kampung, sekaligus memberi inspirasi kepada tetangganya.
Dari sisi regenerasi, sosok muda seperti Fajar Hidayanta Pambudi menjadi pengingat bahwa pertanian tidak lagi identik dengan masa lalu.
Fajar memilih tetap bertani bawang merah di desa tempatnya lahir, sambil membangun komunitas anak muda yang belajar teknik bercocok tanam modern. Langkahnya tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ikatan generasi muda dengan tanah kelahirannya.
Sementara itu, di Tasikmalaya, Jawa Barat, kerja sama antara petani lokal dengan Bloom Agro melahirkan sebuah model pertanian berkelanjutan.
Dengan metode SRI, mereka menghasilkan beras organik yang kini diekspor ke berbagai negara. Tidak berhenti pada peningkatan produksi, petani juga mendapatkan harga jual lebih adil melalui skema fair‑trade.
Cerita yang tak kalah menarik datang dari Sulawesi, tempat Karno Batiran menggerakkan para petani kakao untuk lebih tangguh menghadapi perubahan iklim.
Ia rutin mengadakan pertemuan berbagi pengetahuan, dari teknik penanaman yang ramah lingkungan hingga strategi menghadapi cuaca ekstrem. Usahanya membuat banyak petani kembali bersemangat, meski tantangan alam semakin tidak menentu.
Potret-potret tersebut memperlihatkan bahwa di balik hamparan sawah, kebun, dan ladang, ada semangat besar yang terus tumbuh. Mereka bukan hanya menanam benih di tanah, tetapi juga menanam harapan bagi masa depan pertanian Indonesia.
“Kami ingin membuktikan bahwa desa bisa maju, petani bisa sejahtera,” ujar Yogi saat ditemui di rumah sederhana yang kini menjadi tempat diskusi rutin para petani muda.