MEDIA TANI, Jakarta – Rabu (23/7) pagi di Istana Negara terasa berbeda. Di hadapan para undangan, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan sebuah karya yang akan mewarnai semangat bangsa selama satu tahun penuh: logo dan tema resmi Hari Ulang Tahun ke‑80 Republik Indonesia.
Logo itu sederhana tetapi sarat makna. Angka 80 yang dirancang dengan garis tebal menyatu membentuk simbol tak berujung (infinity). Bukan sekadar angka, melainkan penanda bahwa perjuangan, cita-cita, dan energi bangsa ini tidak pernah berhenti.
“Ini adalah pesan bahwa Indonesia tidak mengenal kata selesai. Setiap generasi menyambung perjuangan generasi sebelumnya,” ujar Presiden.
Tema yang dipilih juga terasa membumi: “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Tema ini bukan sekadar rangkaian kata—ia lahir dari diskusi panjang lintas kementerian, para seniman, dan masyarakat yang diajak ikut memberi masukan. Ada optimisme yang sengaja ditegaskan di dalamnya: bahwa kemajuan bukan sekadar urusan kota besar, melainkan cita-cita bersama dari Sabang hingga Merauke.
Menariknya, proses lahirnya logo ini bukanlah agenda tertutup. Bram Patria Yoshugi, seorang desainer muda dari Bandung, berhasil menyingkirkan ratusan desain lain melalui sayembara nasional. Karyanya terpilih karena dianggap paling mampu menggambarkan semangat kolektif menuju Indonesia Emas 2045.
Bagi pemerintah daerah, peluncuran logo ini menjadi tanda dimulainya gelombang kegiatan peringatan yang lebih hidup. Di berbagai kota, mulai dari Gorontalo hingga Ternate, acara nonton bareng peluncuran logo digelar di balai pertemuan. Di beberapa daerah bahkan sudah terdengar rencana festival rakyat dan lomba kreativitas memanfaatkan logo ini.
Logo itu sederhana tetapi sarat makna. Angka 80 yang dirancang dengan garis tebal menyatu membentuk simbol tak berujung (infinity). Bukan sekadar angka, melainkan penanda bahwa perjuangan, cita-cita, dan energi bangsa ini tidak pernah berhenti.
“Ini adalah pesan bahwa Indonesia tidak mengenal kata selesai. Setiap generasi menyambung perjuangan generasi sebelumnya,” ujar Presiden.
Tema yang dipilih juga terasa membumi: “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”
Tema ini bukan sekadar rangkaian kata—ia lahir dari diskusi panjang lintas kementerian, para seniman, dan masyarakat yang diajak ikut memberi masukan. Ada optimisme yang sengaja ditegaskan di dalamnya: bahwa kemajuan bukan sekadar urusan kota besar, melainkan cita-cita bersama dari Sabang hingga Merauke.
Menariknya, proses lahirnya logo ini bukanlah agenda tertutup. Bram Patria Yoshugi, seorang desainer muda dari Bandung, berhasil menyingkirkan ratusan desain lain melalui sayembara nasional. Karyanya terpilih karena dianggap paling mampu menggambarkan semangat kolektif menuju Indonesia Emas 2045.
Bagi pemerintah daerah, peluncuran logo ini menjadi tanda dimulainya gelombang kegiatan peringatan yang lebih hidup. Di berbagai kota, mulai dari Gorontalo hingga Ternate, acara nonton bareng peluncuran logo digelar di balai pertemuan. Di beberapa daerah bahkan sudah terdengar rencana festival rakyat dan lomba kreativitas memanfaatkan logo ini.