SAMARINDA – Nilai ekspor sektor pertanian di Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2023 mengalami lonjakan signifikan, mencapai US$21.842,47 ribu atau meningkat 121,85 persen dibandingkan tahun 2022. Peningkatan ini didorong oleh tingginya ekspor komoditas ikan segar/dingin hasil tangkap dan kepiting, yang masing-masing meningkat sebesar 375,68 persen dan 269,24 persen.
Komoditas Unggulan
Dalam laporan bertajuk “Publikasi Statistik Ekspor Provinsi Kalimantan Timur 2023” yang diterbitkan secara digital pada 2 Oktober 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menjelaskan bahwa komoditas ikan hidup hasil tangkap dan hasil hutan bukan kayu lainnya juga mengalami peningkatan yang signifikan, masing-masing mencapai 73,29 persen dan 73,19 persen.
Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC, menyatakan bahwa hasil hutan bukan kayu merupakan kontributor terbesar dalam sektor pertanian, menyumbang 53,60 persen dari total ekspor pertanian, setara dengan US$11.781,45 ribu. Meskipun kontribusinya terhadap total ekspor keseluruhan hanya sebesar 0,04 persen, komoditas ini tetap berperan penting dalam sektor pertanian Kaltim.
Kinerja Ekspor Kepiting
Komoditas kepiting menunjukkan kinerja luar biasa dengan peningkatan ekspor sebesar 269,24 persen, atau senilai US$4.865,22 ribu. Kepiting menyumbang 30,55 persen terhadap total ekspor pertanian, dengan pasar utama di Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Dari total ekspor kepiting yang mencapai US$5.874,80 ribu, sekitar 88,05 persen diarahkan ke Tiongkok, sedangkan Malaysia, Singapura, dan Hongkong masing-masing menerima 6,61 persen, 4,37 persen, dan 0,97 persen.

Pertumbuhan Ikan Hidup Hasil Tangkap
Ekspor ikan hidup hasil tangkap juga menunjukkan pertumbuhan yang solid, meningkat sebesar 73,29 persen atau senilai US$560,35 ribu, dengan kontribusi 6,07 persen terhadap total ekspor pertanian Kaltim. Kabupaten Berau menjadi pusat utama ekspor ikan hidup, mencerminkan keanekaragaman dan kekayaan sumber daya laut di wilayah ini.

Infrastruktur dan Perdagangan
Berdasarkan lokasi pelabuhan, hasil hutan bukan kayu diekspor terutama melalui Pelabuhan Samarinda di Kota Samarinda dan Pelabuhan Bontang di Kota Bontang, dengan volume masing-masing 40,40 ribu ton (38,38 persen) dan 40,70 ribu ton (38,02 persen). Sementara itu, volume ekspor kepiting yang meningkat drastis diekspor melalui Kota Balikpapan (Sepinggan) dan Kabupaten Kutai Timur.
Yusniar menekankan bahwa data ini menunjukkan peran penting infrastruktur pelabuhan dan sumber daya alam dalam mendukung ekspor pertanian Kaltim, serta menegaskan posisi strategis daerah ini dalam perdagangan internasional.(*)