MEDIA TANI – Presiden Prabowo resmi meluncurkan 80.000 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang dilakukan serentak diresmikan seluruh 38 Gubernur dan 514 Bupata/Wali Kota di seluruh Indonesia, juga Lurah dan Desa secara offline maupun online.
Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menghentikan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. Dalam pidatonya saat peluncuran program Koperasi Merah Putih di Jakarta, Prabowo menyerukan revolusi kemandirian pangan melalui penguatan koperasi berbasis petani dan nelayan.
“Kita tidak boleh lagi menjadi bangsa yang candu impor. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri dalam urusan pangan. Bangsa besar adalah bangsa yang bisa memberi makan rakyatnya sendiri,” tegas Prabowo disambut tepuk tangan para peserta.
Peluncuran Koperasi Merah Putih, yang merupakan bagian dari visi ketahanan pangan nasional, ditujukan untuk memperkuat peran koperasi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan. Koperasi ini akan menjadi wadah distribusi pupuk, bibit unggul, pelatihan pertanian modern, hingga akses pembiayaan murah bagi petani dan nelayan lokal.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa program ini menargetkan pembentukan 80.000 koperasi aktif di sektor pangan dalam dua tahun ke depan.
“Kita ingin koperasi menjadi pelaku utama distribusi dan produksi pangan lokal. Ini juga sejalan dengan upaya menurunkan biaya produksi dan memutus rantai pasok yang panjang,” ujar Teten.
Pemerintah juga menyiapkan dana awal sebesar Rp10 triliun untuk mendukung pembiayaan koperasi pangan, termasuk penyediaan teknologi dan infrastruktur pascapanen. Program ini akan didampingi langsung oleh TNI sebagai bagian dari kolaborasi strategis lintas sektor.
Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam laporannya di pembukaan acara peluncuran mengatakan, jaringan koperasi ini akan jadi “tangan” pemerintah untuk memberantas tengkulak dan rentenir. Dengan begitu diharapkan, akan semakin menguatkan target swasembada pangan yang ditetapkan pemerintah.
Dengan begitu, sejalan dengan perintah Prabowo yang menegaskan agar Indonesia ke depan tidak lagi bergantung pada pangan impor.
Langkah Prabowo ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk asosiasi petani dan akademisi, yang selama ini mengkritik dominasi impor beras, gula, dan kedelai yang dianggap melemahkan posisi petani lokal.
Dalam pidatonya, Zulhas menyampaikan bahwa peluncuran Koperasi MerahPutih hari ini jadi tonggak baru koperasi Indonesia yang modern, efektif, dan digital.
“Hari ini, Presiden Republik Indonesia membuat sejarah baru bagi perjalanan bangsa Indonesia. Kita tidak hanya memperingati Hari Koperasi yang ke-78 bersama Dekopin. Tetapi hari ini kita melahirkan wajah baru koperasi Indonesia. Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih,” katanya.
Zulhas melanjutkan “Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, Bapak Presiden telah memberikan arahan yang tegas kepada kami. ‘Kita tidak boleh bergantung pada impor pangan. Kita harus berdaulat. Kita harus swasembada pangan, air, dan energi. Berkali-kali beliau sampaikan.”
Selain dari pada itu, Zulhas menyampaikan Prabowo juga berulang kali menegaskan agar memberdayakan petani dalam negeri melalui system yang adil dan berkelanjutan.
“Arahan Bapak telah diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan pangan. Termasuk penguatan ekosistem pertanian berbasis desa, melalui Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat,” pungkasnya.
Zulhas menegaskan bahwa semangat ini yang kemudian mendasari Koperasi Merah Putih yang tidak hana jadi wadah produksi dan distribusi, tetapi untuk mendorong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir.
“Inilah semangat yang mendasari Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih. Koperasi yang tidak hanya jadi wadah produksi dan distribusi. Tapi juga untuk memotong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir. Pemberdayaan, sekali lagi pemberdayaan petani, nelayan serta pelaku ekonomi desa dengan prinsip gotong royong, dan kekeluargaan, ekonomi kerakyatan yang berkali-kali disampaikan Bapak Presiden,” tegasnya.
Meski langkah yang di lalui sering mengahadapi anggapan upaya dan langkah yang tidak mudah, karena di anggap koperasi ini tidak akan berhasil. Akan tetapi jika berjalan sesuai rencana, program Koperasi Merah Putih dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju swasembada pangan dan kedaulatan ekonomi berbasis kerakyatan.
Presiden terpilih Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menghentikan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. Dalam pidatonya saat peluncuran program Koperasi Merah Putih di Jakarta, Prabowo menyerukan revolusi kemandirian pangan melalui penguatan koperasi berbasis petani dan nelayan.
“Kita tidak boleh lagi menjadi bangsa yang candu impor. Kita harus berdiri di atas kaki sendiri dalam urusan pangan. Bangsa besar adalah bangsa yang bisa memberi makan rakyatnya sendiri,” tegas Prabowo disambut tepuk tangan para peserta.
Peluncuran Koperasi Merah Putih, yang merupakan bagian dari visi ketahanan pangan nasional, ditujukan untuk memperkuat peran koperasi sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan. Koperasi ini akan menjadi wadah distribusi pupuk, bibit unggul, pelatihan pertanian modern, hingga akses pembiayaan murah bagi petani dan nelayan lokal.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan bahwa program ini menargetkan pembentukan 80.000 koperasi aktif di sektor pangan dalam dua tahun ke depan.
“Kita ingin koperasi menjadi pelaku utama distribusi dan produksi pangan lokal. Ini juga sejalan dengan upaya menurunkan biaya produksi dan memutus rantai pasok yang panjang,” ujar Teten.
Pemerintah juga menyiapkan dana awal sebesar Rp10 triliun untuk mendukung pembiayaan koperasi pangan, termasuk penyediaan teknologi dan infrastruktur pascapanen. Program ini akan didampingi langsung oleh TNI sebagai bagian dari kolaborasi strategis lintas sektor.
Menko Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam laporannya di pembukaan acara peluncuran mengatakan, jaringan koperasi ini akan jadi “tangan” pemerintah untuk memberantas tengkulak dan rentenir. Dengan begitu diharapkan, akan semakin menguatkan target swasembada pangan yang ditetapkan pemerintah.
Dengan begitu, sejalan dengan perintah Prabowo yang menegaskan agar Indonesia ke depan tidak lagi bergantung pada pangan impor.
Langkah Prabowo ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk asosiasi petani dan akademisi, yang selama ini mengkritik dominasi impor beras, gula, dan kedelai yang dianggap melemahkan posisi petani lokal.
Dalam pidatonya, Zulhas menyampaikan bahwa peluncuran Koperasi MerahPutih hari ini jadi tonggak baru koperasi Indonesia yang modern, efektif, dan digital.
“Hari ini, Presiden Republik Indonesia membuat sejarah baru bagi perjalanan bangsa Indonesia. Kita tidak hanya memperingati Hari Koperasi yang ke-78 bersama Dekopin. Tetapi hari ini kita melahirkan wajah baru koperasi Indonesia. Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih,” katanya.
Zulhas melanjutkan “Dalam situasi global yang penuh ketidakpastian, Bapak Presiden telah memberikan arahan yang tegas kepada kami. ‘Kita tidak boleh bergantung pada impor pangan. Kita harus berdaulat. Kita harus swasembada pangan, air, dan energi. Berkali-kali beliau sampaikan.”
Selain dari pada itu, Zulhas menyampaikan Prabowo juga berulang kali menegaskan agar memberdayakan petani dalam negeri melalui system yang adil dan berkelanjutan.
“Arahan Bapak telah diterjemahkan dalam kebijakan-kebijakan pangan. Termasuk penguatan ekosistem pertanian berbasis desa, melalui Koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat,” pungkasnya.
Zulhas menegaskan bahwa semangat ini yang kemudian mendasari Koperasi Merah Putih yang tidak hana jadi wadah produksi dan distribusi, tetapi untuk mendorong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir.
“Inilah semangat yang mendasari Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih. Koperasi yang tidak hanya jadi wadah produksi dan distribusi. Tapi juga untuk memotong rantai pasok, memberantas tengkulak dan rentenir. Pemberdayaan, sekali lagi pemberdayaan petani, nelayan serta pelaku ekonomi desa dengan prinsip gotong royong, dan kekeluargaan, ekonomi kerakyatan yang berkali-kali disampaikan Bapak Presiden,” tegasnya.
Meski langkah yang di lalui sering mengahadapi anggapan upaya dan langkah yang tidak mudah, karena di anggap koperasi ini tidak akan berhasil. Akan tetapi jika berjalan sesuai rencana, program Koperasi Merah Putih dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju swasembada pangan dan kedaulatan ekonomi berbasis kerakyatan.